naya ozy

Senin, 05 April 2010

REALITA CERMIN HIDUP

Telaga cinta sungai kasih sayangan mulai berdesir di dalam kalbu ku. Hanyut sendu bnersama malam yang menglir serta yang semilir. Beginilah bila mimpi menimpa harapan diriku yang terbelenggu dengan bayangmu.

Kini kau petik, kau culik, kau taruh jiwa yang seri ini di dalam sukma mu. Awal ketiia ku mengenalmu ku rasakan ada tali yang mengikat dalam hasrat, kau seperti api yang berkelip dalam dada, kita mulai saling bertatap, bercakap dan berharap akan saling memadu kasih putih memadu janji setia sehidup semati sampai habis semua hari.

Akar-akar sukma yang sabar mulkai menyusup dan menjalar hujanpun turun dan merekahlah bunga itu perlahan kau memulasnya dengan warna-warni dan penuh kasih sayang, ku merasa dalam hidup ini kau takan tergantikan seolah kau mengunci hati dan diri ini dari sepi dan sunyi.

Detik, menit, jam bahkan hari-harin ku lewati dengan begitu banyaak dihiasi senyuman indah bersamamu ku berharap hati ini takan tersakiti kembali.

Tapi mungkin takdir berkata lain, di saat ku mulai merasakan rindu di setiap saat kasu mulai berhenti menyiram cinta kita dengan perhatian dan kasih sayangmu, apakah bunga ini akan bertahan berwarna, bersemi,tanpamu..??

Kini kau semakin tak pedulikan aku dalam diri dan hati ini mulai timbul kata Tanya yang tak menentu, bersama langkahmu ombakmu terputus lautpun surut.

Kini ku tau ternyata kau telah temukan bunga baru, dan dengan mudahnya kau campakan aku setelah kau umbar janji manismu kau rayu aku, apakah ini jalan hidupku selalu penuh dengan dusta, setelah tertangkap..?? Sekali kini terlepas kembali kini penghianat mu mulai ku ketahui,satu detik ku lalui serasa bertahan.Seketika tersentak hatiku, dunia serasa berhenti berpurtar, jantung serasa berhentiberdetak ternyata bunga lain yang telah memikat hatimu tiada lain sahabatku sendiri. Sahabat yang selalu ad dalam suka dan duka, ku tak bisa berkata –kata, sejenak ku berfikir tuk raih kembali cinta yang hamper hilang walau ku harus arungi samudera yang begitu luas. Gurun yang begitu panas, dan gunung yang menjulang tinggi, kini naku bawakan kembali bunga padamu tapi kau bilanh masih, aku bawakan resahku padamu tapi kau bilang hanya, aku bawakan darahku padamu tapi kau bilang Cuma, aku bawakan mimpiku padamu tapi kau bilang meski, aku bawakan duka ku padamu tapi kau bilang tapi, ternyata kau tak peduli, ku coba tuliskan lagi kenangan – kenangan kita hingga bagai api membara dalam mimpi.

Ku tuliskan lagi harapan – harapan abadi hingga bagai duri melindungi sekeping hati, ternyata kau semakin tak peduli

Mengapa lagi, setiap pagi aku bangun dengan pengharapan, sedang di hati hilang ketetapan.

Mengapa lagi, setiap pagi aku berharap datingnya suka, sedang di hati memendam duka.

Mengapa lagi, setiap pagi kutunjuk muka yang riang manis, sedang di hati mengalir tangis.

Mengapa lagi, setiap pagi ku sempat gelap ku dapat nyanyi, sedang di hati Tegang dan sunyi.

Dalam senja yang sunyi sepi ku tak bvisa pungkiri sakit hatiku tuk dapat ku bendung lagi, dari hari ke hari seperti bunuh diri pelan – pelan, dari tahun ke tahun tertimbun luka di badan hingga maut menabung ku, kini tinggal tergolek nasib ku.

Cinta engkau yang sudah sekali dating dalam hidupku menyatu diri dengan irama tanpa tepi yang selalu mencumbu hidup dalam nadi ku, kini kau pergibtinggalkan aku dengan sendu pilu yang tak menentu,kini tiang-tiang kehidupan kutelah hilang habis terhisap bayangan gelap,tinggalah kehidupan kosong yang hampa tanpa jiwa.

Sendu terus lewat bersama malam yang mengalir,tapi kini telah lahir,duniaku sudah cair, ku harus bangkit dan berpikir.Tengah malam ku nyalakan mata tuk menghadap yang maha kuasa, becurahan bimtang di langit bersemu biru seolah memberi ku semangat tuk bangun kembali maniti hari yang telah banyak ku lewati tanpa hikmat yang dapat ku syukur, kini kan ku bersihkan diri yang terpaut dalam duri, ku bangkitkan jiwa dan pikiran yang murni suci tanpa beban hitam yang selama ini membayangi dan menghalang hidupku tuk manjalin hidup yang lebih berharmoni.

Dalm sukmaku terbayang tercipta kebahagiaan yang menjadi landasan perjuangaku tuk kembali tersewnyum dan membangkitkan kembali semangat yang lama telah hilang di telan kegelapan.

Kini tiba saatnya ku bersujud bersimpuh kepada yang maha kuasa, begitu banyak tangis dan lirih penyesalan yang tertumpah.

Ya Robbi…………!!!

Maafkan lh hambamu ini yang berlumur dosa yang telah begitu lama hanyut dalam nestapa.Aku menyebut nama-Mu dengan mata berlinang, karena dalam sepotong dosa dan sepercik air mata terbayang masa lalau tanpa ujung tergantungnya masa dating.Ku merasa jauh dari kesempurnaan hanya irodat-Mu yang maha hebat dan korat yang maha dasyat lah yang Kau kehendaki. Tuhan beri aku kekuatan menguasai diri sendiri kesunyian dan keserakahan. Beri aku petunjuk selalu untuk memilih jalan-Mu.

Kini kan ku tutup rapat pintu dan jendela untuk tidak tau lagi derita, walau nafsu dan dendam terkadang tersirat, tapi kalbu yang pernah kau singgaha ini kan tulus ikhlas membiarkanmu pergi, kutak perlu lagi lambaian tangan karena lepas dari orang yang kita sayang bukan berarti kita membenci, bukan berarti juga sakit hati tapi lepas dari orang yang kita sayang berarti kitra harus berjuang tuk tersenyum kembali tanpa dirinya.

Kamu bukan aku, aku bukan kamu.

Selamat tinggal duka, derita dan lara.Kembalilah bahagia

Senin, 29 Maret 2010